INFO PENGAJUAN PERMOHONAN
Total Pengunjung
LPSK Datangi Polres Badung Tinjau Proses Kasus Potong Kaki Istri
Thread Created by budimulyawan
on Okt 06, 2017
Reply: 1
Alokasi Anggaran untuk Korban Terorisme Minim, LPSK Diminta Inisiasi Dana Abadi
Thread Created by budimulyawan
on Okt 06, 2017
Reply: 1
20 Sep 2016
Ditulis oleh Publisher
Doc : Photo LPSK
BANTEN, LPSK – Tingginya angka kasus human trafficking atau perdagangan orang, mengundang simpati banyak pihak. Banyak upaya yang sudah dilakukan sebagai bentuk pencegahan dan pemberantasan terhadap tindak pidana terorganisir ini. Tidak hanya melalui rapat atau seminar-seminar, melainkan ada banyak dimensi lain yang bisa digunakan untuk menyuarakan keprihatinan.
Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Abdul Haris Semendawai mengatakan, salah satu dimensi yang bisa dimanfaatkan yaitu seni. Melalui karya seni, kampanye pencegahan atau keinginan rasa untuk nurani keprihatinan terhadap kasus perdagangan orang bisa disuarakan.
“Tapi, poin yang paling penting, bagaimana negara harus dipaksa peduli dengan masalah ini,” kata Semendawai saat menghadiri kegiatan pameran lukisan bertema, “Human Trafficking dan Buruh Migran #2” karya pelukis Jupri Abdullah di Museum Negeri Banten, Sabtu (5/3) malam.
Pada kesempatan itu, Semendawai juga diminta me-launching buku antologi puisi rupa “Human Trafficking dan Buruh Migran #2”. Sejumlah penyair dari beberapa daerah di Indonesia turut hadir dan didaulat membacakan puisi. Sebut saja Ons Untoro dari Rumah Budaya Tembi Yogyakarta, Mistari Hasibuan dari Surabaya, Daru Maheldaswara, dan penyair asal Banten, Ibnu PS Mengananda.
Semendawai memuji sikap pelukis Jupri Abdullah yang mampu mengangkat masalah perdagangan orang dalam dimensi lain, bukan dalam seminar atau rapat, melainkan lukisan. Apalagi, tatkala mendengar kronologis hingga keluarnya ide untuk menghasilkan karya lukisan bertema perdagangan orang dan buruh migran ini. “Perdagangan orang harus diatasi dan dihentikan karena merupakan tragedi kemanusiaan,” ujar dia.
Sang pelukis Jupri Abdullah menuturkan, ide awal karya lukisannya yang bertema, “Human Trafficking dan Buruh Migran #2” ini dimulai ketika dirinya bertemu dengan seorang ibu yang raut mukanya tampak sangat murung. Setelah ditanya, ternyata si ibu tersebut tengah memikirkan anaknya yang menjadi tenaga kerja di luar negeri, dan kala itu tengah menunggu hukuman mati.
Melihat raut muka si ibu, Jupri kemudian meminta izin untuk mengambil fotonya dan berencana menuangkannya ke dalam goresan kuas di atas kanvas. Akan tetapi, dirinya sempat bingung, bagaimana bisa mendapatkan foto tanpa ada yang diberikan sebagai balasannya. “Saya tidak punya uang. Kemudian, saya serahkan cincin (emas) saya kepada beliau,” tutur Jupri yang sudah banyak menghasilkan karya rupa, bahkan tercatat pada Museum Rekor Indonesia sebagai pelukis dengan karya supermini.
"Restitusi Mulanya Dapat Banyak Penolakan"
"Peredaran Narkoba sebagai Bentuk Proxy War"
"Sidang PK, Susno Duadji Hadirkan Saksi Ahli dari LPSK dan Yusril Ihza Mahendra"
"Peringati HUT ke-10, LPSK Gandeng BRI Gelar Fun Walk Day"
"LPSK Dorong Percepatan PP dan Perpres Turunan UU No 31 Tahun 2014"
Ada 0 komentar untuk artikel ini
LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban)
Jl. Raya Bogor Km 24 No. 47-49
Susukan Ciracas
Jakarta Timur 13750
Telp (021) 29681560
Fax (021) 29681551
lpsk_ri@lpsk.go.id
Copyright © 2019 LPSK. All Rights Reserved.